Ketupat, hidangan khas yang selalu hadir saat perayaan Idul Fitri, ternyata menyimpan sejarah dan filosofi yang mendalam. Berikut penjelasannya:
Sejarah Ketupat
* Era Wali Songo:
* Tradisi ketupat erat kaitannya dengan Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
* Beliau memperkenalkan ketupat sebagai simbol perayaan Lebaran.
* Tradisi ini memanfaatkan tradisi "slametan" yang sudah ada di masyarakat Nusantara, kemudian diintegrasikan dengan ajaran Islam.
* Akulturasi Budaya:
* Ketupat menjadi simbol akulturasi budaya Jawa dengan nilai-nilai keislaman.
* Sebelum Islam masuk, masyarakat Jawa dan Bali sudah memiliki tradisi menggantung ketupat di depan rumah sebagai bentuk perlindungan dan rasa syukur kepada Dewi Sri (dewi pertanian).
* Setelah agama islam masuk, tradisi lebaran dan penggunaan ketupat di pisahkan dari tradisi pemujaan terhadap Dewi Sri.
* Abad ke-15:
* Menurut penelitian De Graaf dalam bukunya "Malay Annual", ketupat telah dikenal sejak abad ke-15 pada masa Kesultanan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah.
* Kulit ketupat yang terbuat dari janur di duga sebagai simbol budaya pesisir yang didominasi oleh pohon kelapa.
Filosofi Ketupat
* "Ngaku Lepat":
* Kata "ketupat" atau "kupat" berasal dari bahasa Jawa "ngaku lepat" yang berarti "mengakui kesalahan".
* Ketupat menjadi simbol permohonan maaf dan pengakuan kesalahan antar sesama Muslim.
* Simbol Kesucian dan Kebersihan:
* Warna putih ketupat saat dibelah melambangkan kesucian dan kebersihan hati setelah saling memaafkan.
* Simbol Kemakmuran:
* Beras yang menjadi isi ketupat melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan setelah merayakan Idul Fitri.
* "Kiblat Papat Lima Pancer":
* Bentuk segi empat ketupat mencerminkan prinsip "kiblat papat lima pancer", yang berarti ke mana pun manusia pergi, pasti akan kembali kepada Allah.
* Janur Kuning:
* Janur kuning (daun kelapa muda) yang menjadi pembungkus ketupat melambangkan penolak bala.
* Janur berasal dari bahasa arab yaitu "Ja'a nur" yang berarti telah datang cahaya, dan kuning berasal dari bahasa jawa yaitu "dhateng kaning pangeran" yang berarti menghadap ke ke maha kuasaan tuhan.
* Anyaman Rumit:
* Anyaman pembungkus ketupat yang rumit melambangkan kesalahan manusia yang beragam.
Ketupat bukan hanya sekadar hidangan Lebaran, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam tentang pengakuan kesalahan, kesucian hati, kemakmuran, dan hubungan manusia dengan Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar